Senin, 07 Oktober 2013



Nama                    :   MARWAN ABIDIN
Nomor Stambuk    :   A1D1 11 071
Program Studi        :   Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan                   :  Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Penelitian       :  Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar Abduktif Empiris Untuk Meningkatkan  Pemahaman Konsep Siswa SMP Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya
Dosen Pembimbing    : 1. Rahmanpiu, S.Pd., Mp.Si.
                                   2. Dra. Ratna, M.Si.
Tahun Skripsi              : 2011

ABSTRAK
    Telah dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar Abduktif Empiris Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMP Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya”. Rumusan masalah ini dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana gambaran pemahaman konsep siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran siklus belajar abduktif empiris ? (2) Bagaimana gambaran aktivitas siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran siklus belajar abduktif empiris ? (3) Apakah model pembelajaran abduktif empiris dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi pokok zat dan wujudnya ?. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mampu memahami wujud zat dan perubahannya serta siswa mudah memahami konsep-konsep fisika secara utuh dan benar untuk meningkatkan hasil belajarnya, dan membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsepnya.
KATA KUNCI


Konstruktisme
Empiris


BAB I
PENDAHULUAN


A.Latar Belakang
Pendidikan senantiasa merupakan masalah bagi setiap negara. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk mencari solusinya dengan mengadakan perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan nasional. Tujuan dari pembaharuan tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Menyadari akan pentingnya sumber daya manusia maka sekolah sebagai lembaga pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar memegang peranan penting dalam pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik dengan harapan agar menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi.
Upaya untuk melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar fisika dapat dilakukan dengan berbagai macam cara salah satunya adalah dengan perbaikan model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan fisika. Penggunaan model pembelajaran fisika tidak harus sama untuk semua pokok bahasan, sebab dapat terjadi model pembelajaran tertentu tidak cocok untuk satu pokok bahasan yang lain.
Penerapan model belajar abduktif empiris dalam mengajarkan pokok bahasan zat dan wujudnya merupakan suatu model yang diyakini dapat memberi peran aktif dan motivasi kepada siswa agar mereka mempelajari dengan sungguh-sungguh materi pelajaran yang diberikan, mengerjakan tugas-tugas dengan seksama serta siswa diharapkan dapat berargumen secara sistematis dengan tahapan yang diperoleh berdasarkan pengamatan secara langsung berupa fakta-fakta dan mengemukakan sebab-sebab suatu fenomena, mendorong berpikir lebih jauh untuk mendapatkan hipotesis. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan judul : Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar Abduktif Empiris Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMP Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya”.
BAB IIKAJIAN PUSTAKA


2. Landasan Teori
2.1    Teori Konstruktivisme
    Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasi suatu informasi komplek ke situasi lain, dengan dasar ini pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan.
2.2    Model Siklus Belajar Abduktif Empiris
    Siklus belajar (Learning Cycle) merupakan suatu strategi atau model pembelajaran yang berlandaskan pada pandangan konstruktivis. Menurut Karplus (1980) siklus belajar dapat memperluas dan meningkatkan taraf berpikir. Model ini pertama kali dikemukakan oleh Science Curriculum Improvement Study (CSIS) USA pada tahun 1970 dengan menggunakan 3 fase yakni fase exploration, invention, dan discovery. Kemudian dalam perkembangannya fase pada siklus belajar ini mengalami perubahan yakni fase eksplorasi (exploration), fase pengenalan konsep (concept introduction) dan fase aplikasi konsep (concept application).
    Secara sederhana pembelajaran model siklus belajar dapat digambarkan sebagai berikut:








  
Gambar 1. Model Siklus Belajar
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN


3.1    Metode dan Teknik Penelitian
Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model pembelajaran siklus belajar abduktif empiris untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa SMP pada materi pokok zat dan wujudnya.
1.    Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2008/2009 bertempat di SMP Negeri I Wabula.
2.    Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII semester ganjil tahun ajaran 2008/2009 pada SMP Negeri I Wabula.
    4.  Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur atau siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Menurut Rakajoni dalam Nur (2000) bahwa terdapat lima tahapan dalam PTK, yaitu : (a) pengembangan fokus masalah penelitian, (b) perencanaan tindakan perbaikan, (c) pelaksanaan tindakan perbaikan, (d) analisis dan refleksi, dan (e) perencanaan tindak lanjut. Untuk melihat gambar dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, maka dapat di lihat pada gambar desain peneitian berikut :


      



      









   Gambar 1. Rancangan dan Model Penelitian Tindakan Kelas (Tim Proyek PGSM, 1999:27).
3.2 Data dan Sumber Data
        a.    Sumber data : yaitu guru dan siswa
        b.    Jenis data : jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data tersebut diperoleh dari tes pemahaman konsep dan lembar observasi.
        c.    Tekhnik pengambilan data :
1.    Data mengenai kondisi pelaksanaan model pembelajaran siklus belajar abduktif empiris diambil dengan menggunakan lembar observasi.
2.    Data mengenai hasil belajar siswa diambil dengan menggunakan tes pemahaman konsep.
3.    Data mengenai aktivitas siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi.
3.3 Instrumen Penelitian
    Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrumen pengumpul data yaitu: tes pemahaman konsep dan lembar observasi
a.    Tes Pemahaman Konsep
b.    Lembar Observasi

3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisa Data
Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan penskoran terhadap data hasil penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah :
a. Mengkonversi skor hasil tes menjadi nilai (X) skala 0 – 100, dengan menggunakan rumus :
    (Arikunto,  1993)
  
b.    Menentukan tingkat pencapaian ketuntasan belajar rumus :
 Secara individu TB     =
Secara kelompok      = 
Nilai klasikal                  =   
Menentukan persentase ketuntasan belajar
  
    (Sudjana, 1996)
Dengan : Σ TB      =  Jumlah siswa pada kategori ketuntasan belajar.
             n     =  Jumlah siswa secara keseluruhan.
c.    Menentukan peningkatan hasil belajar setelah penerapan model pembelajaran siklus belajar abduktif empiris.
  
  
    (Meltzer, 2002)
Dengan :       g     =  gain (peningkatan pemahaman konsep)
            Spos    =  Skor pos test
    Spre    =  Skor pre test
   Smaks    = Skor maksimum ideal

    Kriteria perolehan  skor gain ternormalisasi adalah sebagai berikut :
    Tabel 5. Kategori perolehan skor g
Batasan    Kategori
0,7 < g ≤ 1    Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7    Sedang
g < 0,3    Rendah


d.    Menentukan nilai rata-rata dengan menggunakan rumus :
    

Dengan,       =  Nilai rata-rata yang diperoleh siswa
    N     =  Jumlah  siswa secara keseluruhan
    Xi     =  Skor tiap-tiap siswa
                            (Sudjana, 1996 : 67)
    e.    Mengkategorikan nilai hasil belajar siswa dengan kriteria sebagai berikut :
        Sangat tinggi        : 85-100
        Tinggi            : 66-84,9
        Sedang            : 55-65,9
        Rendah        : 40-54,9
        Sangat rendah        : 0-39,9               
                                       ( safari, 2003)


DAFTAR PUSTAKA

Dewi. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar Abduktif Empiris Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMP Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya. Skripsi Universitas Haluoleo. Kendari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUTRI SAMA

Pada awalnya, orang bajo berasal dari Negeri Johor. Di negeri johor ada satu perkampungan yang dihuni oleh orang-ornag bajo. Mereka ...